Ketika aku dihadapkan pada sebuah tanggung jawab. Tanggungjawab adalah sebuah amanat, yang harus dilakukan. Tanggung jawab untuk memimpin, tanggungjawab untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik dan menepati janji kepada orang-orang yang terkasih. Dan masih banyak lagi tanggungjawab yang harus diemban selama saya masih hidup didunia ini. Ya, terkadang ada saja problematika yang harus dihadapi ketika saya sedang melaksanakan tanggungjawab itu. Banyak tantangan yang muncul silih berganti , terkadang tantangan itu membuat saya terjatuh dan merasa tidak sanggup lagi untuk bangkit berdiri. Saat –saat itulah saya butuh dukungan dari orang lain, butuh bantuan dari orang - orang yang terkasih. Dan saya butuh menilai diri saya sendiri.
Mengingat kembali apa yang sudah saya lakukan?, bukan sekedar memikirkan hasil akhir yang dicapai berhasil atau tidaknya saya menjalankan tanggungjawab itu,tetapi lebih ke saya harus tahu bagaimana prosesnya? dan mengingat apa yang Tuhan beri untuk saya? Apakah saya sudah bersyukur untuk proses yang saya lalui?. Ketika saya belum dapat bersyukur untuk proses dan gagal dalam target yang dicapai, maka disaat itulah saya merasa diri saya begitu bodoh dan terlalu sombong dihadapan Tuhan. Merasa semua yang saya lakukan sia-sia, merasa tidak dihargai oleh orang-orang yang terlibat dalam proses itu. Menyalahkan partner yang saya pimpin. Ketika semuanya terasa cukup sulit untuk dilalui dan membuat saya benar-benar jatuh, maka saya akan menemukan sebuah titik balik untuk menyerahkan semua yang saya anggap sebagai beban kepada Tuhan. Berharap akan menemukan kembali jalan pulang dan solusi terbaik untuk masalah dan tantangan itu. Namun ada satu keyakinan dalam diri saya, bahwa tantangan itu akan membuat saya semakin tahan uji dan memiliki kualitas tanggungjawab yang lebih baik lagi.